Sabtu, 15 Maret 2008
Tempat perjuangan Reformasi sejati
Tengoklah kembali ke tahun 1998 maka anda akan berpikir berapa banyak manusia Indonesia yang masih berpikir tentang besarnya pengorbanan bangsa dan negara. Bayangkan saja ibu kota negara hancur lebur karena kerusuhan terbesar abad 20 yang diduga telah dirancang sebelumnya, dilanjutkan dengan pertempuran yang terjadi adalah antara mahasiswa tambah sebagian warga negara melawan tentara tambah polisi huru hara dan Brimob tambah Pamswakarsa ciptaan Wiranto. Lalu siapa yang masih memikirkan korban pasca semua itu?
Kami tidak ingin menjadi pahlawan kesiangan tapi kami ingin mereka yang gugur karena peristiwa itu menjadi Pahlawan. Tidak pandang mereka mahasiswa, bukan mahasiswa, pribumi bukan pribumi, anak pejabat atau anak jalanan. Kematian mereka menjadi duka negara ini (seharusnya) dan kami di sini untuk selalu mengingatkan bahwa darah yang tertetes tidak dapat terlupakan. Kehadiran kami untuk mendidik generasi mendatang supaya sejarah kelam tidak berulang dan tidak melupakan Pahlawan mereka yang sesungguhnya.
Bagi kami kenangan 1998 adalah mimpi buruk yang terlalu sering kami impikan. Ingatan tersebut menembus pikiran kami setiap hari seperti kejadian kemarin sore. Apalagi keluarga korban?
The general election that was held on June 7, 1999 was an important mark for the Indonesian to free themselves from the shackles of authoritarianism and to develop a democratic civil society. This election was the implementation of the spirit of Reformasi which was vigorously expressed by the Indonesian students in the early and mid- of 1998.
ReformGraph3.jpg (14351 bytes)
Time Line One: The End of the New Order Regime
Events in May 1998
Time Line Two: Indonesia at the Cross Road
Analysis
Beranda warta (Web-page) ini berisikan beberapa garis-waktu (time-line) yang menggambarkan peristiwa - peristiwa penting dalam gelombang Reformasi !!! Garis-waktu pertama berisi berita tentang krisis ekonomi parah yang melanda Indonesia, dilanjutkan dengan demonstrasi mahasiswa di seantero negeri melawan rejim yang telah berkuasa sedemikian lama, diikuti dengan berbagai laporan tentang tragedi Trisakti dan kerusuhan besar di Jakarta, sampai akhirnya pada 21 Mei 1998 Soeharto mengundurkan diri dari jabatan Presiden RI yang sudah dipegangnya selama 32 tahun.
This Web-page has several time-lines which show important events in the Reformasi movement. The first time-line contains news articles of the crippling economic crisis that befell on Indonesia, follows by student demonstrations all across the country that fought the regime which had been in power for decades, continues by reports on the Trisakti tragedy and the devastating riots in Jakarta, and the time-line ends by events surrounding the resignation of Soeharto from the presidency on May 21, 1998.
Disamping garis-waktu yang menonjolkan peristiwa-peristiwa penting sejak pertengahan 1997, situs ini juga memberikan kesempatan pada Anda untuk mengunjungi sumber berita dan analisa di Internet tentang Indonesia dan perubahan politik, ekonomi dan sosial yang sedang dialaminya. Tentang pemilihan umum misalnya, silakan kunjungi Komisi Pemilihan Umum yang menyelenggarakan perhelatan besar ini dimana Anda bisa melihat hasil perolehan suara untuk masing-masing partai yang mengikuti "pesta demokrasi' ini. Untuk berita sekitar pemilu, silakan ke bagian Laporan Khusus dari Kompas Online. Perhatian Internasional juga luas seperti yang bisa dilihat di CNN Interactive on Indonesian Election '99, atau di The Straits Times Special Report.
Beside the time-lines that point to important events since the mid-1997, this site also provides links to various news sources and analyses on the Internet about Indonesia and its political, social and economic changes. About the Election '99 for example, visit the Commision on the General Election site where voting results can be accessed. On reporting of the Election, visit the Kompas Online Special Report (in Indonesian). International attention is also abundant, as can be read at CNN Interactive on Indonesian Election '99, or at The Straits Times Special Report.
bendera.jpg (5530 bytes)
Garis-waktu kedua menelusuri perubahan politik, sosial dan ekonomi di Indonesia sejak saat pengunduran diri Soeharto sampai pada masa Pemilu 1999. Di dalam ini, Anda bisa simak berbagai langkah dalam perwujudan demokrasi di Indonesia, seperti: bermacam kebijakan pemerintahan BJ Habibie yang membuka kebebasan dan pembaruan, dan berbagai ekspresi masyarakat yang disuarakan secara bebas tentang masalah-masalah demokrasi ini, seperti keinginan kuat untuk membentuk pemerintahan demokratis lewat pemilihan umum, menghabisi KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), dan menyudahi kekuasaan negara yang menyengsarakan rakyat banyak.
The second time-line traces the changes in politics, social and economic in Indonesia from Soeharto's resignation until the Election of '99. Inside this page, you can read various features of implementing democracy in Indonesia. BJ Habibie Administration's policies, for examples, that open civil liberties. And people's expressions about free and fair election to establish a democratic government, eradicate KKN (Ind. for Corruption, Collusion and Nepotism) which pleagued Indonesian society for so long, and end to the excessive government power that stiffle the people's freedom.
SEAsite Navigation Bar
10 dekade Politik
Krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia melemah dan semakin besarnya ketidak puasan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu menyebabkan terjadinya demonstrasi besar-besaran yang dilakukan berbagai organ aksi mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia.
Pemerintahan Soeharto semakin disorot setelah Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 yang kemudian memicu Kerusuhan Mei 1998 sehari setelahnya. Gerakan mahasiswa pun meluas hampir diseluruh Indonesia. Di bawah tekanan yang besar dari dalam maupun luar negeri, Soeharto akhirnya memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
[sunting] Garis waktu
* 22 Januari 1998
o Rupiah tembus 17.000,- per dolar AS, IMF tidak menunjukkan rencana bantuannya.
* 12 Februari
o Soeharto menunjuk Wiranto, menjadi Panglima Angkatan Bersenjata.
* 5 Maret
o Dua puluh mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi Gedung DPR/MPR untuk menyatakan penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban presiden yang disampaikan pada Sidang Umum MPR dan menyerahkan agenda reformasi nasional. Mereka diterima Fraksi ABRI
* 10 Maret
o Soeharto terpilih kembali untuk masa jabatan lima tahun yang ketujuh kali dengan menggandeng B.J. Habibie sebagai Wakil Presiden.
* 14 Maret
o Soeharto mengumumkan kabinet baru yang dinamai Kabinet Pembangunan VII. Bob Hasan dan anak Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana, terpilih menjadi menteri.
* 15 April
o Soeharto meminta mahasiswa mengakhiri protes dan kembali ke kampus karena sepanjang bulan ini mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi swasta dan negeri melakukan berunjukrasa menuntut dilakukannya reformasi politik
* 18 April
o Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jendral Purn. Wiranto dan 14 menteri Kabinet Pembangunan VII mengadakan dialog dengan mahasiswa di Pekan Raya Jakarta namun cukup banyak perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang menolak dialog tersebut.
* 1 Mei
o Soeharto melalui Menteri Dalam Negeri Hartono dan Menteri Penerangan Alwi Dachlan mengatakan bahwa reformasi baru bisa dimulai tahun 2003.
* 2 Mei
o Pernyataan itu diralat dan kemudian dinyatakan bahwa Soeharto mengatakan reformasi bisa dilakukan sejak sekarang (1998).
o Mahasiswa di Medan, Bandung dan Yogyakarta menyambut kenaikan harga bahan bakar minyak dengan demonstrasi besar-besaran. Demonstrasi disikapi dengan represif oleh aparat. Di beberapa kampus terjadi bentrokan.
* 4 Mei
o Harga BBM meroket 71%, disusul 3 hari kerusuhan di Medan dengan korban sedikitnya 6 meninggal.
* 7 Mei
o Peristiwa Cimanggis, Bentrokan antara mahasiswa dan aparat keamanan terjadi di kampus Fakultas Teknik Universitas Jayabaya, Cimanggis, yang mengakibatkan sedikitnya 52 mahasiswa dibawa ke RS Tugu Ibu, Cimanggis. Dua di antaranya terkena tembakan di leher dan lengan kanan, sedangkan sisanya cedera akibat pentungan rotan dan mengalami iritasi mata akibat gas air mata.
* 8 Mei
o Peristiwa Gejayan, 1 mahasiswa Yogyakarta tewas terbunuh.
* 9 Mei
o Soeharto berangkat seminggu ke Mesir untuk menghadiri pertemuan KTT G-15. Ini merupakan lawatan terakhirnya keluar negeri sebagai Presiden RI.
* 12 Mei
o Tragedi Trisakti, 4 Mahasiswa Trisakti terbunuh.
* 13 Mei
o Kerusuhan Mei 1998 pecah di Jakarta. Kerusuhan juga terjadi di kota Solo.
o Soeharto yang sedang menghadiri pertemuan negara-negara berkembang G-15 di Kairo, Mesir, memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Sebelumnya, dalam pertemuan tatap muka dengan masyarakat Indonesia di Kairo, Soeharto menyatakan akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden.
o Etnis Tionghoa mulai eksodus meninggalkan Indonesia.
* 14 Mei
o Demonstrasi terus bertambah besar hampir di seluruh kota-kota di Indonesia, demonstran mengepung dan menduduki gedung-gedung DPRD di daerah.
o Soeharto seperti dikutip koran, mengatakan bersedia mengundurkan diri jika rakyat menginginkan. Ia mengatakan itu di depan masyarakat Indonesia di Kairo.
o Kerusuhan di Jakarta berlanjut, ratusan orang meninggal dunia akibat kebakaran yang terjadi selama kerusuhan terjadi.
* 15 Mei
o Selesai mengikuti KTT G-15, tanggal 15 Mei l998, Presiden Soeharto kembali ke tanah air dan mendarat di lapangan Halim Perdanakusuma di Jakarta, subuh dini hari. Menjelang siang hari, Presiden Soeharto menerima Wakil Presiden BJ Habibie dan sejumlah pejabat tinggi negara lainnya.
* 17 Mei
o Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya, Abdul Latief melakukan langkah mengejutkan pada Ahad, 17 Mei 1998. Ia mengajukan surat pengunduran diri kepada Presiden Soeharto dengan alasan masalah keluarga, terutama desakan anak-anaknya.
* 18 Mei
o Pukul 15.20 WIB, Ketua MPR yang juga ketua Partai Golkar, Harmoko di Gedung DPR, yang dipenuhi ribuan mahasiswa, dengan suara tegas menyatakan, demi persatuan dan kesatuan bangsa, pimpinan DPR, baik Ketua maupun para Wakil Ketua, mengharapkan Presiden Soeharto mengundurkan diri secara arif dan bijaksana. Harmoko saat itu didampingi seluruh Wakil Ketua DPR, yakni Ismail Hasan Metareum, Syarwan Hamid, Abdul Gafur, dan Fatimah Achmad.
o Pukul 21.30 WIB, empat Menko diterima Presiden Soeharto di Cendana untuk melaporkan perkembangan. Mereka juga berniat menggunakan kesem-patan itu untuk menyarankan agar Kabinet Pembangunan VII dibubarkan saja, bukan di-reshuffle. Tujuannya, agar mereka yang tidak terpilih lagi dalam kabinet reformasi tidak terlalu "malu". Namun, niat itu - mungkin ada yang membocorkan - tampaknya sudah diketahui oleh Presiden Soeharto. Ia langsung mengatakan, "Urusan kabinet adalah urusan saya." Akibatnya, usul agar kabinet dibubarkan tidak jadi disampaikan. Pembicaraan beralih pada soal-soal yang berkembang di masyarakat.
o Pukul 23.00 WIB Menhankam/Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto mengemukakan, ABRI menganggap pernyataan pimpinan DPR agar Presiden Soeharto mengundurkan diri itu merupakan sikap dan pendapat individual, meskipun pernyataan itu disampaikan secara kolektif. Wiranto mengusulkan pembentukan "Dewan Reformasi".
o Gelombang pertama mahasiswa dari FKSMJ dan Forum Kota memasuki halaman dan menginap di Gedung DPR/MPR.
Mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR
Mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR
* 19 Mei
o Pukul 09.00-11.32 WIB, Presiden Soeharto bertemu ulama dan tokoh masyarakat, yakni Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama Abdurrahman Wahid, budayawan Emha Ainun Nadjib, Direktur Yayasan Paramadina Nucholish Madjid, Ketua Majelis Ulama Indonesia Ali Yafie, Prof Malik Fadjar (Muhammadiyah), Guru Besar Hukum Tata Negara dari Universitas Indonesia Yusril Ihza Mahendra, KH Cholil Baidowi (Muslimin Indonesia), Sumarsono (Muhammadiyah), serta Achmad Bagdja dan Ma'aruf Amin dari NU. Dalam pertemuan yang berlangsung selama hampir 2,5 jam (molor dari rencana semula yang hanya 30 menit) itu para tokoh membeberkan situasi terakhir, dimana eleman masyarakat dan mahasiswa tetap menginginkan Soeharto mundur. Soeharto lalu mengajukan pembentukan Komite Reformasi
o Presiden Soeharto mengemukakan, akan segera mengadakan reshuffle Kabinet Pembangunan VII, dan sekaligus mengganti namanya menjadi Kabinet Reformasi. Presiden juga membentuk Komite Reformasi. Nurcholish sore hari mengungkapkan bahwa gagasan reshuffle kabinet dan membentuk Komite Reformasi itu murni dari Soeharto, dan bukan usulan mereka.
o Pukul 16.30 WIB, Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita bersama Menperindag Mohamad Hasan melaporkan kepada Presiden soal kerusakan jaringan distribusi ekonomi akibat aksi penjarahan dan pembakaran. Bersama mereka juga ikut Menteri Pendayagunaan BUMN Tanri Abeng yang akan melaporkan soal rencana penjualan saham BUMN yang beberapa peminatnya menyatakan mundur. Pada saat itu, Menko Ekuin juga menyampaikan reaksi negatif para senior ekonomi; Emil Salim, Soebroto, Arifin Siregar, Moh Sadli, dan Frans Seda, atas rencana Soeharto membentuk Komite Reformasi dan me-reshuffle kabinet. Mereka intinya menyebut, tindakan itu mengulur-ulur waktu.
o Ribuan mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR, Jakarta.
o Amien Rais mengajak massa mendatangi Lapangan Monumen Nasional untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional.
o Dilaporkan bentrokan terjadi dalam demonstrasi di Universitas Airlangga, Surabaya.
* 20 Mei
o Amien Rais membatalkan rencana demonstrasi besar-besaran di Monas, setelah 80.000 tentara bersiaga di kawasan Monas.
o 500.000 orang berdemonstrasi di Yogyakarta, termasuk Sultan Hamengkubuwono X. Demonstrasi besar lainnya juga terjadi di Surakarta, Medan, Bandung.
o Harmoko mengatakan Soeharto sebaiknya mengundurkan diri pada Jumat, 22 Mei, atau DPR/MPR akan terpaksa memilih presiden baru
o Pukul 14.30 WIB, 14 menteri bidang ekuin mengadakan pertemuan di Gedung Bappenas. Dua menteri lain, yakni Mohamad Hasan dan Menkeu Fuad Bawazier tidak hadir. Mereka sepakat tidak bersedia duduk dalam Komite Reformasi, ataupun Kabinet Reformasi hasil reshuffle. Semula ada keinginan untuk menyampaikan hasil pertemuan itu secara langsung kepada Presiden Soeharto, tetapi akhirnya diputuskan menyampaikannya lewat sepucuk surat. Alinea pertama surat itu, secara implisit meminta agar Soeharto mundur dari jabatannya. Perasaan ditinggalkan, terpukul, telah membuat Soeharto tidak mempunyai pilihan lain kecuali memutuskan untuk mundur. Ke 14 menteri itu adalah Akbar Tandjung, AM Hendropriyono, Ginandjar Kartasasmita, Giri Suseno, Haryanto Dhanutirto, Justika Baharsjah, Kuntoro Mangkusubroto, Rachmadi Bambang Sumadhijo, Rahardi Ramelan, Subiakto Tjakrawerdaya, Sanyoto Sastrowardoyo, Sumahadi, Theo L. Sambuaga dan Tanri Abeng.
o Pukul 20.00 WIB, surat itu kemudian disampaikan kepada Kolonel Sumardjono. Surat itu kemudian disampaikan kepada Presiden Soeharto.
o Soeharto kemudian bertemu dengan tiga mantan Wakil Presiden; Umar Wirahadikusumah, Sudharmono, dan Try Sutrisno.
o Pukul 23.00 WIB, Soeharto memerintahkan ajudan untuk memanggil Yusril Ihza Mahendra, Mensesneg Saadillah Mursjid, dan Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto. Soeharto sudah berbulat hati menyerahkan kekuasaan kepada Wapres BJ Habibie.
o Wiranto sampai tiga kali bolak-balik Cendana-Kantor Menhankam untuk menyikapi keputusan Soeharto. Wiranto perlu berbicara dengan para Kepala Staf Angkatan mengenai sikap yang akan diputuskan ABRI dalam menanggapi keputusan Soeharto untuk mundur. Setelah mencapai kesepakatan dengan Wiranto, Soeharto kemudian memanggil Habibie.
o Pukul 23.20 WIB, Yusril Ihza Mahendra bertemu dengan Amien Rais. Dalam pertemuan itu, Yusril menyampaikan bahwa Soeharto bersedia mundur dari jabatannya. kata-kata yang disampaikan oleh Yusril itu, "The old man most probably has resigned". Yusril juga menginformasikan bahwa pengumumannya akan dilakukan Soeharto 21 Mei 1998 pukul 09.00 WIB. Kabar itu lalu disampaikan juga kepada Nurcholish Madjid, Emha Ainun Najib, Utomo Danandjaya, Syafii Ma'arif, Djohan Effendi, H Amidhan, dan yang lainnya. Lalu mereka segera mengadakan pertemuan di markas para tokoh reformasi damai di Jalan Indramayu 14 Jakarta Pusat, yang merupakan rumah dinas Dirjen Pembinaan Lembaga Islam, Departemen Agama, Malik Fadjar. Di sana Cak Nur - panggilan akrab Nurcholish Madjid - menyusun ketentuan-ketentuan yang harus disampaikan kepada pemerintahan baru.
Pernyataan pengunduran diri
Pernyataan pengunduran diri
Wikisource memiliki naskah atau teks asli yang berkaitan dengan:
Pernyataan Berhenti Sebagai Presiden Republik Indonesia, 21 Mei 1998
* 21 Mei
o Pukul 01.30 WIB, Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Amien Rais dan cendekiawan Nurcholish Madjid (almarhum) pagi dini hari menyatakan, "Selamat tinggal pemerintahan lama dan selamat datang pemerintahan baru".
o Pukul 9.00 WIB, Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya pada pukul 9.00 WIB. Soeharto kemudian mengucapkan terima kasih dan mohon maaf kepada seluruh rakyat dan meninggalkan halaman Istana Merdeka didampingi ajudannya, Kolonel (Kav) Issantoso dan Kolonel (Pol) Sutanto (kemudian menjadi Kepala Polri). Mercedes hitam yang ditumpanginya tak lagi bernomor polisi B-1, tetapi B 2044 AR.
o Wakil Presiden B.J. Habibie menjadi presiden baru Indonesia.
o Jenderal Wiranto mengatakan ABRI akan tetap melindungi presiden dan mantan-mantan presiden, "ABRI akan tetap menjaga keselamatan dan kehormatan para mantan presiden/mandataris MPR, termasuk mantan Presiden Soeharto beserta keluarga."
o Terjadi perdebatan tentang proses transisi ini. Yusril Ihza Mahendra, salah satu yang pertama mengatakan bahwa proses pengalihan kekuasaan adalah sah dan konstitusional.
* 22 Mei
o Habibie mengumumkan susunan "Kabinet Reformasi".
o Letjen Prabowo Subiyanto dicopot dari jabatan Panglima Kostrad.
o Di Gedung DPR/MPR, bentrokan hampir terjadi antara pendukung Habibie yang memakai simbol-simbol dan atribut keagamaan dengan mahasiswa yang masih bertahan di Gedung DPR/MPR. Mahasiswa menganggap bahwa Habibie masih tetap bagian dari Rezim Orde Baru. Tentara mengevakuasi mahasiswa dari Gedung DPR/MPR ke Universitas Atma Jaya
[sunting] Habibie
Sidang Istimewa MPR yang mengukuhkan Habibie sebagai Presiden, ditentang oleh gelombang demonstrasi dari puluhan ribu mahasiswa dan rakyat di Jakarta dan di kota-kota lain. Gelombang demonstrasi ini memuncak dalam peristiwa Tragedi Semanggi, yang menewaskan 18 orang.
Masa pemerintahan Habibie ditandai dengan dimulainya kerjasama dengan Dana Moneter Internasional untuk membantu dalam proses pemulihan ekonomi. Selain itu, Habibie juga melonggarkan pengawasan terhadap media massa dan kebebasan berekspresi.
Presiden BJ Habibie mengambil prakarsa untuk melakukan koreksi. Sejumlah tahanan politik dilepaskan. Sri Bintang Pamungkas dan Muchtar Pakpahan dibebaskan, tiga hari setelah Habibie menjabat. Tahanan politik dibebaskan secara bergelombang. Tetapi, Budiman Sudjatmiko dan beberapa petinggi Partai Rakyat Demokratik baru dibebaskan pada era Presiden Abdurrahman Wahid. Setelah Habibie membebaskan tahanan politik, tahanan politik baru muncul. Sejumlah aktivis mahasiswa diadili atas tuduhan menghina pemerintah atau menghina kepala negara. Desakan meminta pertanggungjawaban militer yang terjerat pelanggaran HAM tak bisa dilangsungkan karena kuatnya proteksi politik. Bahkan, sejumlah perwira militer yang oleh Mahkamah Militer Jakarta telah dihukum dan dipecat karena terlibat penculikan, kini telah kembali duduk dalam jabatan struktural.
Beberapa langkah perubahan diambil oleh Habibie, seperti liberalisasi parpol, pemberian kebebasan pers, kebebasan berpendapat, dan pencabutan UU Subversi. Walaupun begitu Habibie juga sempat tergoda meloloskan UU Penanggulangan Keadaan Bahaya, namun urung dilakukan karena besarnya tekanan politik dan kejadian Tragedi Semanggi II yang menewaskan mahasiswa UI, Yun Hap.
Kejadian penting dalam masa pemerintahan Habibie adalah keputusannya untuk mengizinkan Timor Timur untuk mengadakan referendum yang berakhir dengan berpisahnya wilayah tersebut dari Indonesia pada Oktober 1999. Keputusan tersebut terbukti tidak populer di mata masyarakat sehingga hingga kini pun masa pemerintahan Habibie sering dianggap sebagai salah satu masa kelam dalam sejarah Indonesia.
[sunting] Abdurrahman Wahid
Pada pemilu yang diselenggarakan pada 1999 (lihat: Pemilu 1999), partai PDI-P pimpinan Megawati Soekarnoputri berhasil meraih suara terbanyak (sekitar 35%). Tetapi karena jabatan presiden masih dipilih oleh MPR saat itu, Megawati tidak secara langsung menjadi presiden. Abdurrahman Wahid, pemimpin PKB, partai dengan suara terbanyak kedua saat itu, terpilih kemudian sebagai presiden Indonesia ke-4. Megawati sendiri dipilih Gus Dur sebagai wakil presiden.
Masa pemerintahan Abdurrahman Wahid diwarnai dengan gerakan-gerakan separatisme yang makin berkembang di Aceh, Maluku dan Papua. Selain itu, banyak kebijakan Abdurrahman Wahid yang ditentang oleh MPR/DPR.
Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran berkumpul di Gedung MPR dan meminta Gus Dur untuk mengundurkan diri dengan tuduhan korupsi. Di bawah tekanan yang besar, Abdurrahman Wahid lalu mengumumkan pemindahan kekuasaan kepada wakil presiden Megawati Soekarnoputri. Sekitar pukul 20.48, Gus Dur keluar dari Istana Merdeka. Saat berdiri di ujung teras, Gus Dur malah sempat melambaikan tangan kepada massa pendukungnya yang berunjuk rasa. Hanya pohon yang ditebang kelompok pendukung Gus Dur sebagai pelampiasan emosi.
Melalui Sidang Istimewa MPR pada 23 Juli 2001, Megawati secara resmi diumumkan menjadi Presiden Indonesia ke-5.
[sunting] Megawati
Megawati dilantik di tengah harapan akan membawa perubahan kepada Indonesia karena merupakan putri presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Meski ekonomi Indonesia mengalami banyak perbaikan, seperti nilai mata tukar rupiah yang lebih stabil, namun Indonesia pada masa pemerintahannya tetap tidak menunjukkan perubahan yang berarti dalam bidang-bidang lain.
Popularitas Megawati yang awalnya tinggi di mata masyarakat Indonesia, menurun seiring dengan waktu. Hal ini ditambah dengan sikapnya yang jarang berkomunikasi dengan masyarakat sehingga mungkin membuatnya dianggap sebagai pemimpin yang 'dingin'.
Megawati menyatakan pemerintahannya berhasil dalam memulihkan ekonomi Indonesia, dan pada 2004, maju ke Pemilu 2004 dengan harapan untuk mempertahankan kekuasaannya sebagai presiden.
[sunting] Pemilu 2004
Artikel utama: Pemilu 2004
Pada tahun 2004, Indonesia menyelenggarakan pemilu presiden secara langsung pertamanya. Ujian berat dihadapi Megawati untuk membuktikan bahwa dirinya masih bisa diterima mayoritas penduduk Indonesia. Dalam kampanye, seorang calon dari partai baru bernama Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, muncul sebagai saingan yang hebat baginya.
Partai Demokrat yang sebelumnya kurang dikenal, menarik perhatian masyarakat dengan pimpinannya, Yudhoyono, yang karismatik dan menjanjikan perubahan kepada Indonesia. Karisma Yudhoyono berhasil menarik hati mayoritas pemilih dan Demokrat memenangkan pemilu legislatif pada awal 2004, yang diikuti kemenangan Yudhoyono pada pemilihan presiden.
Sabtu, 01 Maret 2008
Tutorial Singkat HTML
bagian kepala judul
Untuk lebih singkat gunakan Microsoft Front Page
Manfaat Cacing
rematik, disentri, maag, muntaber, asma dan penyakit kronis lainnya.
Hasil-hasil penelitian pun telah menguak multi manfaat cacing. Hewan ini mengandung berbagai enzim penghasil antibiotik dan
asam arhidonat yang berkhasiat menurunkan demam. Sejak tahun 1990 di Amerika Serikat cacing ini dimanfaatkan sebagai penghambat pertumbuhan kanker. Di Jepang dan Australia, cacing dijadikan bahan baku kosmetika. Penelitian laboratorium
mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Unpad Bandung tahun 1996 menunjukan bahwa ekstra
cacing rubellus mampu menghambat pertumbuhan bakteri
patogen penyakit tipus dan diare.
Bagaimana berobat dengan cacing?
Cacing rubellus memiliki beberapa kandungan yang bermanfaat bagi
manusia jika dimakan, penyembuhan dengan memanfaatkan
daging cacing dilakukan pada saat kita sehat, penyembuhan itu harus melalui proses jauh sebelum sakit tiba, itulah sebabnya dunia ingin membuat aneka ragam makanan yang mampu dikonsumsi tanpa harus tau bahwa itu berasal dari cacing, Pada usia separuh tua, perlu banyak mengkonsumsi cacing agar memiliki ketahanhan terhadap berbagai penyakit. Terutama mereka yang sering
menderita tipes, demam, batuk flu dll.
DALAM PERTANIAN
Pakar cacing dari Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (Fapet Unpad) Ir Bambang Sudiarto mengatakan, cacing tanah dapat membantu penanganan `darurat sampah` di Kota Bandung dengan memeliharanya di tempat penampungan akhir (TPA) atau tempat penampungan sementara (TPS). Demikian dilaporkan Kantor Berita Nasional Antara tanggal 25 Juni 2006.
"Sampah yang ditampung di TPA atau TPS tersebut dapat dijadikan sumber makanan cacing," katanya, di Bandung, hari Minggu tanggal 25 Juni 2006.
Menurut dia, kemudahan memanfaatkan cacing tanah dalam membantu penanganan sampah tersebut, terletak pada sifatnya yang gemar makan hingga masyarakat yang tinggal di kawasan TPA atau TPS tinggal memilah antara sampah organik dengan non-organik.
Ia mengatakan cacing tanah yang dibudidayakan di TPA atau TPS tersebut dapat memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat setempat.
"Pasalnya dari budi daya cacing tanah itu didapatkan tepung cacing tanah untuk ternak ikan atau ke depannya nanti juga cacing tanah dapat dijadikan sumber protein hewani seperti yang telah dilakukan di Inggris," katanya.
Atau, lanjut dia, kotoran cacing tanah juga dapat dimanfaatkan menjadi pupuk hingga dapat dikatakan cacing tanah itu memiliki tiga potensi yakni untuk membantu pengelolaan lingkungan, sumber pupuk organik, dan sumber protein hewani.
Oleh karena itu, ia mengemukakan tidak salahnya jika pemerintah dapat mendorong masyarakat yang tinggal di kawasan TPA/TPS untuk memanfaatkan potensi yang ada dari cacing tanah.
"Sayangnya sampai sekarang, masyarakat belum memahami atau mengerti bagaimana memanfaatkan cacing tanah tersebut," katanya.
Ia mengatakan setidaknya ada dua manfaat penting dari cacing tanah yakni `vermicomposting` atau pengomposan dari cacing tanah dan budi daya cacing tanah.
Jenis cacing tanah yang dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan sampah itu, antara lain jenis Lumbricus rubellus, Pheretima atiatica, Peryonix excavatus dan Eisinia fetida, yang mudah didapatkan.
Rabu, 20 Februari 2008
Atasi Virus di Flash Disk
Biasanya flash disk yang kena virus seperti virus Agnes, Dian Sastro tidak bisa dihapus dengan menggunakan tombol Delete atau kombinasi Shift + Delete di Windows.
Tapi ada cara tertentu untuk membasminya :
1. Buka Command Prompt
2. Ketik cd\
3. Ketik flash disk berada misalkan flash disk di drive D berarti ketik "D:" (tanpa tanda kutip)
4. Ketik del *.* atau dengan format D: tekan Enter.
Apabila anda menggunakan Format D: berarti data terlebih dahulu di Backup. Semoga artikel ini berguna.
Don't Give Up B'coz Spyware
Bagaimana cara menanggulangi masalah yang diakibatkan spyware?
Banyak program spy removal yang beredar saat ini untuk menanggulangi masalah seperti ini. Tetapi program apa yang paling manjur untuk menghilangkan spyware?. Setelah bermain-main dengan mencoba berbagai program spy removal yang ada saat ini, akhirnya saya menemukan software yang bagus yang dapat meghilangkan semua spyware di komputer saya. Mudah-mudahan ini dapat membantu saudara, apalagi cara ini bisa didapatkan tanpa mengeluarkan uang sepeserpun.
- Software pertama adalah SpyBot Search & Destroy. Anda dapat men-download-nya di http://www.safer-networking.org. Install software ini dan update database-nya dengan menekan tombol 'search for update'. Tekan tombol 'Search for Problems' dan hapus program yang ditemukannya. Reboot komputer anda.
- Software yang kedua adalah Ad-aware keluaran Lava-Soft (http://www.lavasoftusa.com). Download free version-nya dan install dikomputer anda. Seperti sebelumnya, update dulu database-nya dan jalankan. Hapus semua program yang ditemukannya dan reboot komputer anda.
Untuk lebih amannya ulang kedua langkah diatas sekali lagi sampai semua spyware yang ada di komputer tidak ditemukan lagi. Anda dapat menjalankan program ini dan meng-update database-nya paling tidak seminggu sekali.
Bagaimana spyware ini bisa sampai di komputer kita?
Program ini bisa sampai di komputer kita karena setting security di komputer kita terlalu rendah. Beberapa langkah dibawah dapat membantu supaya masalah seperti ini tidak terulang kembali:
- Hati-hati dengan program-program yang anda install. Banyak program download seperti Kazaa, Imesh dlsb. yang menginstall software lainnya yang dapat membuat komputer anda lambat dan bahkan dapat mebuat komputer and crash.
- Update komputer anda dengan patch yang disediakan Microsoft. Di Internet Explorer, buka Tools > Windows Update > Product Update dan install semua security update yang ada. Penting untuk meng-update security fixes ini secara regular. Update juga Java VM karena banyak juga program yang menggunakannya.
- Di Internet Explorer, klik Tools > Internet Options > Security > Internet. Tekan tombol 'default' dan tekan 'OK'. Sekarang tekan 'Custom Level'. Untuk 'ActiveX', pilih 'prompt' untuk 'Download signed and unsigned ActiveX control'. Pilih 'disable' untuk 'Download unsigned ActiveX controls' dan 'Initialize and script ActiveX control'.
Jika anda sedang menggunakan internet, anda mungkin akan ditanya apabila ada software yang mau di install di komputer anda. Untuk websites yang and sudah ketahui dan percayai anda dapat memindahkannya ke 'Trusted Zone' di Internet option > security.
Mengapa ActiveX berbahaya sampai anda harus meningkatkan security di komputer anda?
Ketika 'browser' anda menjalankan ActiveX control, ini sama saja dengan memerintahkan komputer anda untuk menjalan program (mengistall software dsb.). Apakah anda mau menjalankan program tanpa mengetahui program apa itu dan akibatnya bagi komputer anda?
Anda dapat menggunakan fitur 'Immunize' di SpyBot Search & Destroy untuk mencegah website-website yang tidak diinginkan menginstall program di komputer anda.
Program yang berfungsi sama yang juga dapat anda install adalah SpywareBlaster dari Javacool (http://www.wilderssecurity.net). Program yang saya rekomendasikan dari Javacool lainnya adalah SpywareGuard. Software ini bekerja seperti anti virus tetapi untuk mencegah spyware. Tidak ada salahnya untuk menginstall software ini sebagai tambahan antivirus anda. Ada juga website menarik dimana anda juga dapat menjalankan security test untuk browser anda di http://www.jasons-toolbox.com.